Ceramah ramadhan pdf




















Astaghfirullahal adziim … Hasbunallah wa nikmal wakiil. Inilah yang membuat kita bersuka cita karena mendapat kesempatan untuk menyucikan diri dari kita. Maka marilah kita menjalankan ibadah di dalamnya dengan penuh iman dan pengharapan, serta memperbanyak istighfar, agar benar-benar Ramadhan ini menjadi bulan pengampunan.

Bahkan diriwayatkan pula, bagaimana malaikat Jibril as melaknat mereka yang mendapati Ramadhan, tetapi tidak diampuni dosan-dosanya. Semoga ini bisa menjadi cermin bagi kita semua. Kaum muslimin yang berbahagia … Hal kedua yang membuat kita berbahagia adalah, karena Ramadhan merupakan bulan musim kebaikan, dimana kita semua menjalankan ibadah dengan penuh semangat, berbondong- bondong dan sungguh terasa lebih ringan.

Dan berserulah malaikat : wahai pencari kebaikan, sambutlah. Bersama sama kita lihat di masjid, mushola, bahkan di rumah-rumah kita, bagaimana Ramadhan menyinari kita dengan banyak amal dan kegiatan yang tak putus dan henti-hentinya. Dari mulai pagi hari hingga malam menjelang, bergantian kita melaksanakan amal kebaikan yang begitu beragam.

Subhanallah walhamdlillah ….. Kaum muslimin yang berbahagia … Hal ketiga yang membuat kita berbahagia adalah, karena Ramadhan adalah bulan dimana ukhuwah kita meningkat. Bayangkan saja, bagaimana hari-hari ini dipenuhi dengan banyak pertemuan antar jamaah masjid, dari mulai sholat tarawih berjamaah, tadarusan selepas tarawih, hingga sholat shubuh berjamaah …. Kaum muslimin berkumpul setiap harinya dan merasakan keindahan ukhuwah yang luar biasa.

Bahkan bukan hanya di luar rumah, di dalam rumah pun kita menemukan keharmonisan yang bertambah saat Ramadhan tiba. Banyak kesempatan untuk berkumpul antar anggota keluarga, khususnya saat buka puasa dan sahur menjelang. Ini semua tanpa kita sadari, sungguh membuat hati kita lebih tenteram dan nyaman. Lebih siap untuk menjalani semua aktifitas dan tantangan dalam kehidupan ini.

Kaum muslimin yang berbahagia … Yang terakhir, tentu saja kita bergembira dalam bulan Ramadhan ini karena Allah SWT banyak menjanjikan pahala kemuliaan bagi kita semua melalui amal-amal yang ada di dalamnya. Setiap amal mempunyai keutamaannya masing-masing. Khususnya kita bergembira karena di dalam Ramadhan ada satu malam yang mulia, yaitu lailatul qadar yang bernilai melebihi seribu bulan.

Ini menjadi kesempatan yang sungguh kita impikan, untuk mendapatinya dengan memperbanyak ibadah pada malam tersebut.

Akhirnya, marilah kegembiraan ini kita jadikan sebagai pemicu awal untuk lebih bersemangat dalam mengarungi samudera keberkahan Ramadhan dengan ragam ibadahnya yang mulia. Kita menjalaninya satu persatu dengan ringan penuh suka cita, agar semua yang dijanjikan bisa kita dapatkan dalam Ramadhan ini. Semoga Allah SWT memudahkan …..

Begitu pula kepada para sahabat dan keluarga beliau yang mulia, serta seluruh pengikut risalahnya hingga akhir nanti. Kaum muslimin yang dirahmati Allah SWT …. Sesungguhnya bulan Ramadhan yang mulia ini akan terasa begitu singkat. Hari-harinya akan berlalu begitu cepat, meninggalkan kita penuh penyesalan jika tidak segera tersadar untuk mengisinya dengan berbagai kebaikan.

Karenanya, tanpa mengetahui seluk beluk dan keutamaan ragam amal dalam Ramadhan, bisa jadi Ramadhan yang singkat akan benar-benar berlalu begitu saja, nyaris tanpa amal dan kenangan yang berarti. Naudzubillah tsumma naudzu billah …. Setidaknya ada lima kunci sukses Ramadhan, yang jika kita menjalankannya dengan baik , insya Allah akan menjadikan Ramadhan kita lebih berharga, lebih terasa, dan lebih berkah insya Allah.

Dengan lima hal tersebut, kita bisa meniti hari-hari Ramadhan dengan dipenuhi amal yang baik dan disyariatkan. Adapun lima hal tersebut adalah : Pertama : Menghayati Hikmah dan Manfaat Puasa bagi Kita Jika seorang memahami maksud, hikmah dan manfaat dari apa yang dilakukan, maka tentulah ia akan menjalankannya dengan ringan dan senang hati. Maka begitu pula seorang yang berpuasa, ketika ia benar-benar mampu menghayati hikmah puasa, maka ibadah yang terlihat berat ini akan dijalani dengan penuh kekhusyukan dan hati yang ringan.

Hikmah puasa yang lain adalah menggugurkan dosa-dosa kita yang terdahulu, sebagaimana disebutkan dalam banyak riwayat seputar keutamaan ibadah puasa Ramadhan. Hikmah puasa berikutnya tentu saja menjadikan kemuliaan tersendiri bagi yang menjalaninya saat hari kiamat nanti. Jangankan amal ibadahnya, bahkan bau mulut orang yang berpuasa pun menjadi tanda kemuliaan tersendiri di akhirat nanti. Dengan memahami hikmah puasa yang begitu besar dan mulia bagi diri kita, maka insya Allah membuat kita lebih semangat dalam menjalani hari-hari Ramadhan kita.

Adapun langkah sukses Ramadhan yang Kedua adalah : Mengetahui fiqh dan aturan-aturan dalam Ibadah Puasa. HR Ibnu Majah.

Hadits diatas menegaskan kepada kita tentang urgensinya beribadah dengan ilmu. Bahkan salah satu syarat diterimanya ibadah adalah ittiba atau sesaui aturan dan sunnah Rasulullah SAW. Dalam kaitannya dengan puasa, sungguh ibadah ini mempunyai kekhususan dalam aturan fiqhnya yang berbeda dengan lainnya.

Para ulama pun menjadikan bab puasa sebagai pembahasan khusus dalam kitab fiqhnya. Kita perlu mengkaji ulang, bertanya dan mempelajari apa-apa yang belum sepenuhnya kita yakini atau kita ketahui.

Agar kita mampu menjalani ibadah ini dengan baik tanpa keraguan sedikitpun. Hal yang penting kita ketahui utamanya tentang apa-apa yang dibolehkan, apa-apa yang membatalkan, siapa saja yang boleh berbuka dan apa konsekuensinya.

Mari kita sempatkan dalam hari-hari ini untuk kembali mengkaji fiqh seputar puasa. Tidak ada kata terlambat untuk sebuah ilmu ibadah yang mulia. Langkah Ketiga : Menjaga Puasa kita agar tetap utuh pahalanya Yang dimaksud menjaga puasa kita adalah upaya untuk menjadikan pahala puasa kita utuh.

Dua cara yang harus kita lakukan dalam kaitannya dengan hal ini, yaitu menjalani sunnah-sunnah puasa, serta menjauhi hal-hal yang bisa mengurangi pahala dan hikmah puasa. Adapun sunnah- sunnah puasa, antara lain adalah mengakhirkan sahur dan menyegerakan berbuka. Sunnah yang sederhana ini adalah bagian dari kemudahan dan keindahan syariat Islam.

Kita diminta mengakhirkan sahur, sebagai persiapan untuk menjalani puasa seharian. Begitu pula kita diminta menyegerakan berbuka, sebagai kebutuhan fitrah manusia yang harus diperhatikan. Sunnah puasa lainnya adalah dengan berdoa sebelum dan saat berbuka, serta berbuka dengan seteguk air.

Semoga sunnah yang sederhana ini bisa kita lakukan untuk mengoptimalkan pahala puasa kita. Menjaga puasa juga dengan menjauhi segala sikap dan tindakan yang akan mengurangi keberkahan puasa kita, seperti : marah tiada guna, emosional, berdusta dalam perkataan, ghibah, maupun kemaksiatan secara umum.

Hal-hal semacam di atas, selain dilarang secara umum bagi seorang muslim, juga akan mempengaruhi kualitas puasanya di hadapan Allah SWT. Siapapun kita tidak akan pernah rela jika hanya mendapat lapar dahaga saja di bulan mulia ini.

Keempat : Menghias Puasa kita dengan Ragam Amal yang disyariatkan dalam Ramadhan Sesungguhnya ibadah dalam bulan Ramadhan bukan hanya puasa saja.

Tetapi banyak ragam ibadah yang juga disyariatkan dalam bulan penuh berkah ini. Mari kita menghias Ramadhan dengan ibadah-ibadah mulia tersebut, agar ramadhan sebagai madrasah ketakwaan benar- benar hadir dalam hidup kita. Jika kita ingin merasakan Ramadhan yang berbeda dan begitu bermakna, tentu menjadi penting bagi kita untuk menghias Ramadhan kita dengan amal ibadah tersebut.

Keberkahan Ramadhan akan begitu terasa paripurna dalam hati kita. Langkah sukses yang terakhir atau kelima adalah : Mempertahankan atau menjaga semua amal dengan istiqomah hingga akhir Ramadhan. Bulan ramdhan dipenuhi banyak amalan yang sungguh akan melelahkan sebagian besar orang. Sholat tarawih di masjid mulai menyusut sedikit demi sedikit seiring berlalunya hari-hari awal Ramadhan. Karenanya, merupakan hal yang tidak bisa dibantah adalah jika kesuksesan Ramadhan bergantung dari keistiqomahan kita menjalani semua kebaikan di dalamnya hingga akhir Ramadhan tiba.

Syariat kita yang indah pun seolah memberikan motivasi di ujung ramadhan, agar kita bertambah semangat dalam beribadah, yaitu dengan menurunkan malam lailatul qadar yang mulia. Beliau juga bersungguh-sungguh di penghujung Ramadhan. Semoga keselamatan dan kedamaian tercurah kepada nabi Muhammad SAW, keluarga dan sahabat yang mulia, serta penerus risalahnya hingga hari akhir nanti.

Kaum muslimin yang berbahagia Sesungguhnya setiap ibadah mempunyai dua potensi yang selalu beriringan satu sama lainnya. Satu sisi sebuah ibadah mungkin akan menjadi ladang pahala kita yang akan kita panen di kampung akhirat nanti. Tapi sisi lain, jika kita tidak memenuhi syarat, adab dan rukunnya bisa jadi sebuah ibadah justru menjadi fitnah bagi kita di hari akhir nanti.

Naudzu billah min dzalika Contoh yang paling jelas dalam masalah ini terdapat dalam sebuah ayat yang sudah sama-sama kita hafal bersama, dalam surat al-Maun disebutkan ancaman Allah SWT kepada orang-orang yang shalat. Lalu bagaimana dengan ibadah puasa Ramadhan kita?

Apakah ada ancaman tentang puasa yang kita jalankan? Sungguh setidaknya ada dua dalil yang juga mengingatkan kita dengan gamblang tentang bahayanya orang berpuasa jika tidak memenuhi adab dan aturannya. Dalil pertama, Rasulullah SAW telah memberikan prediksi bagaimana banyak orang yang berpuasa tanpa hasil apapun keculai hanya lapar dahaga.

Beliau bersabda dari lisannya yang mulia :. Peringatan berikutnya adalah dalam lafadz doa Jibril alaihissalam, dimana ia mendoakan keburukan kepada mereka yang mendapati Ramadhan tapi tidak mendapat ampunan dari Allah SWT. Kemudian Jibril berkata lagi. Tidak mendapatkan ampunan dalam ramadhan sudah merupakan musibah luar biasa, belum lagi ditambah doa laknat dati Jibril alaihissalam yang diaminkan oleh Rasulullah SAW yang mulia..!.

Semoga kita tidak termasuk dalam dua golongan yang disebutkan dalam dua hadits yang saya sebutkan di atas. Kaum muslimin yang berbahagia.. Rasanya menjadi penting bagi kita untuk mengetahui mengapa orang yang berpuasa bisa mendapat kecelakaan yang sedemikian buruk semacam itu. Setidaknya ada empat kesalahan orang berpuasa yang bisa menjerumuskan mereka dalam dosa dan kehinaan, mari bersama merenungkannya.

Yaitu : Sesungguhnya setiap amal bergantung pada niatnya HR Muttafaqi Alaih. Maka berpuasa tanpa keikhlasan ibaratnya surat perjanjian tanpa stempel dan materai, menjadi tidak berlaku dan sia sia begitu saja. Pertanyaannya adalah, puasa semestinya melatih orang untuk ikhlas, karena ia merupakan ibadah antara seorang hamba dan Allah SWT.

Tapi sungguh sayang sekali, ternyata masih ada yang ternoda keikhlasannya dalam berpuasa karena godaan riya, harta maupun kecenderungan diri pribadi. Puasa diliputi riya, karena ingin dianggap, dihargai dan dipuji orang lain sebagai orang yang berpuasa.

Bisa jadi karena ewuh pakewuh dengan mertua, atau takut dengan pimpinan di kantor, atau mungkin ingin eksis di tengah rekan sejawat. Semua itu sungguh meluruhkan pahala puasa yang mulia. Selain itu, ada juga yang berpuasa dengan bersemangat, bukan karena kewajiban semata tetapi juga karena keinginan pribadi untuk diet dan menurunkan berat badan.

Sungguh ini semua jika tidak dihapus dalam hati, akan mengotori keikhlasan puasa kita, dan kita terjerumus dalam golongan mereka yang berpuasa tanpa pahala. Yang kedua adalah mereka yang berpuasa tanpa ilmu. Tidak mengetahui mana yang membatalkan dan mana yang tidak. Maka mereka menjalani puasa tanpa aturan, atau memahami tidak dengan sepenuhnya benar. Akibatnya, puasa mereka menjadi begitu rapuh dan tanpa makna. Menyangka telah melakukan hal yang benar padahal sejatinya salah.

Maka marilah meningkatkan kualitas ibadah puasa kita dengan memahami sepenuhnya hukum- hukum seputarnya. Mari terus membaca, mengkaji dan bertanya, agar bisa menjalankan seluruh rangkaian ibadahnya dengan keyakinan yang nyaris sempurna. Golongan orang berpuasa yang celaka ketiga adalah merkea yang berpuasa hanya dari makan minum dan berhubungan badan semata, dan merasa bahwa dengan itu mereka sudah memenuhi semua ketentuan dan tuntutan puasa.

Maka mereka menodai siang hari ramadhan dengan lisan yang tak terjaga dari ghibah, marah dan berkata dusta, atau anggota badan yang tidak terjaga dari dosa dan kemaksiatan. Yang keempat adalah mereka yang menjalankan ibadah puasa dengan penuh kemalasan, dalam arti tidak menyadari kemuliaan bulan Ramadhan yang bertaburan berkah. Mereka tidak menyadari dan memahami bahwa Ramadhan bukan hanya bulan puasa saja, tetapi lebih dari itu ia adalah bulan musim kebaikan yang disyariatkan banyak amal kebaikan.

Tidak pula berusaha untuk bersedakah, memberi berbuka pada orang yang berpuasa. Akhirnya, semoga kita terhindar dari peringatan Rasulullah SAW tentang mereka yang berpuasa tapi sia-sia dalam pahalan dan keutamannya.

Semoga Allah SWT menjaga kita agar tidak terjerumus dalam empat golongan mereka yang berpuasa tapi celaka. Semoga kita benar-benar mampu mengisinya dengan amal kebaikan yang istiqomah. Sholawat dan salam marilah kita sampaikan kepada baginda Rasulullah SAW sang junjungan, yang senantias menjadikan Ramadhan bulan penuh dengan amalan siang dan malam.

Marilah kita berusaha mencontoh beliau dalam setiap langkah meniti hari di bulan Ramadhan yang mulia ini. Jamaah sekalian rahimakumullah … Kita sudah meniti hampir sepertiga dari bulan Ramadhan ini, marilah kita kembali menguatkan diri dan memotivasinya agar tak lengah dan tak surut dalam beramal mengisinya dengan amal kebaikan. Karena sesungguhnya manusia diciptakan dalam kondisi yang lemah.

Wa khuliqol insaaanu dhoiifaa … QS An-Nisa Karena itulah terkadang semangat mengisi Ramadhan hari pertama berbeda dengan hari kelima, keenam dan seterusnya. Kian hari terlihat kian surut. Ramadhan terasa sudah usai, dan ia kembali dalam kesibukan dan rutinitas hariannya sebagaimana sebelum Ramadhan. Maka kitapun menjadi saksi bagaimana hari-hari kesebelas dan seterusnya, barisan sholat tarawih di masjid mulai menyusut ke depan.

Yang terlihat istiqomah hanya mereka yang memang senantiasa menjadi memakmurkan masjid pada hari-hari diluar Ramadhan. Jamaah sekalian rahimakumullah … Untuk menjaga kualitas dan kontinyuitas amal kita dalam bulan Ramadhan ini, marilah kembali mengingat janji Allah yang dijanjikan kepada kita, khususnya yang berkaitan dengan ibadah puasa yang kita jalani ini. Dengan menghayati apa saja yang akan diberikan Allah SWT kepada kita, maka insya Allah puasa kita akan terasa ringan, sebagaimana kitapun akan lebih bersemangat dalam menjalankan amal kebaikan lainnya di dalam Ramadhan.

Siapa yang tidak bergembira mendapatkan ampunan dari setiap dosa? Karena sungguh setiap kita tidaklah berjalan di atas muka bumi ini kecuali dengan memanggul dosa yang terus bertambah setiap harinya, tanpa kita sadari. Ibaratnya tahanan, maka puasa akan menjadikan kita mendapatkan remisi pembebasan dari neraka. Amin allahumma amiin. Tentunya dengan dua syarat yang telah disebutkan begitu jelas dalam hadits tersebut, yaitu : dengan penuh keimanan dan pengharapan.

Berpuasa dengan sepenuh keikhlasan dan keyakinan, serta mengharap pahala yang agung di sisi Allah SWT, karena itulah ia senantias menjaga kualitas puasanya dari hari ke hari. Menjaganya agar tidak terkotori dengan noda-noda yang akan mengurangi nilai pahalanya. Kedua : Bau mulut yang Wangi Fasilitas kedua yang diberikan Allah SWT kepada orang yang berpuasa adalah, bau mulut kita menjadi begitu semerbak mewangi di akhirat nanti.

Marilah kita lihat janji ini sebagai isyarat bahwa apapun yang terkait orang yang berpuasa sungguh akan dihargai oleh Allah SWT, bahkan sekalipun yang terkait dengan bau mulut.

Logika sederhananya adalah, jika bau mulut saja sudah begitu diperhatikan dan dihargai, maka bagaimana dengan hal-hal lain seputar orang berpuasa? Keringatnya dalam menahan panas, perjuangannya menahan lapar, tentulah ini semua juga akan berujung kebaikan demi kebaikan di akhirat nanti. Amin allahumma amiin … Jamaah sekalian rahimakumullah … Ketiga : Mendapatkan Syafaat dengan Puasanya Hal keempat yang akan didapatkan oleh orang berpuasa di akhirat nanti adalah syafaat atau pembelaan dari amal puasanya.

Memperjuangkan kita dengan memberikan syafaat agar kita terhindar dari fitnah dan siksa perhitungan akhirat. Karena bisa jadi ada amal-amal kebaikan yang belum sempurna tertunaikan, atau dosa yang belum sepenuh terlebur, maka syafaat senantiasa masih kita nanti- nantikan, dan ternyata salah satunya bisa berasal dari amal puasa kita.

Pada hari kiamat orang-orang yang berpuasa akan masuk surga melalui pintu tersebut dan tidak ada seorang pun yang masuk melalui pintu tersebut kecuali mereka. Jika mereka sudah masuk, pintu tersebut ditutup dan tidak ada lagi seorang pun yang masuk melalui pintu tersebut. Tentunya kita semua berharap bisa memasuki pintu surga, dan bisa jadi insya Allah melalui pintu Arroyan yang dijanjikan kepada ahlu shoum ….

Sungguh sebenarnya inilah puncak dari kebahagiaan dan janji Allah kepada orang yang berpuasa, yaitu mendapatkan kemuliaan tersendiri bertemu dengan Allah azza wa jalla. Amal puasa kita ternyata bisa menjadi tiket tersendiri untuk mendapatkan impian setiap mukmin sejati ini. Akhirnya, tiada kata lagi setelah ini kecuali marilah bersama kita lanjutkan program Ramadhan dan ibadah puasa kita dengan terus menjaga semangat dan kekhusyukannya.

Mari kita tuntaskan Ramadhan dengan sepenuh kesungguhan dan harapan akan janji-janji Allah sebagaimana telah disebutkan. Semoga Allah SWT memudahkan. Kita bersyukur hingga hari ini diberi kekuatan dan kesempatan untuk menjalani hari-hari Ramadhan dengan penuh amal kebaikan.

Sholawat dan salam kepada Rasulullah SAW nabi junjungan kita semua, yang mengisi Ramadhan dengan sepenuh amal yang berkah. Memberikan contoh kepada kita beragam amal yang disyariatkan dalam Ramadhan yang mulia. Semoga kita mampu meniru dan menjalankannya. Pada kesempatan yang berbahagia ini saya ingin membahas tentang puasa Ramadhan dan anak- anak kita.

Sebuah gambaran yang unik seringkali ditemui di jalan-jalan dan sekolahan. Kita melihat anak usia sepuluh tahunan, atau bahkan lebih dari itu yang dengan ringan menikmati makanan dan minuman yang segar di siang hari Ramadhan. Tentu kita bertanya-tanya dalam hati, apakah yang membuat sang anak tersebut tidak berpuasa di hari-hari Ramadhan ini?. Seandainya saja karena sakit dan kondisi fisik yang lemah, tentulah kita tidak akan mempermasalahkannya.

Karena jangankan anak kecil, orang dewasa yang sakitpun dibolehkan untuk berbuka oleh syariat Islam yang indah dan manusiawi. Maka pertanyaan selanjutnya adalah, apakah anak tersebut tidak pernah dilatih dan diperintahkan berpuasa oleh orang tua mereka? Inilah yang akan sedikit kita bahas dan renungkan pada kesempatan kali ini. Bagaimana sesungguhnya Islam memberikan pandangan seputar anak-anak dan puasa Ramadhan. Mungkin ada sebagian orang tua yang akan dengan mudah beralasan bahwa syariat Islam tidak mewajibkan anak-anak untuk berpuasa, sehingga tidak perlu tergesa-gesa menyuruh mereka berpuasa sebelum waktunya atau sampai usia baligh.

Hikmah puasa. Lina Beringin. A short summary of this paper. Ada yang sudah jelas bagi manusia dan ada yang masih menjadi rahasia. Pengetahuan akan hikmah ini menjadi penting karena dengannya seseorang akan lebih termotivasi dalam menjalankan amal tersebut serta semakin kuat keyakinan karena telah mendapatkan legitimasi akal.

Tetapi yang perlu digarisbawahi adalah bahwa hikmah bukanlah penentu atau kunci dalam menjalankan amal. Dan inilah yang membedakan antara orang-orang liberal dengan orang-orang beriman yang sesungguhnya, mukminuuna haqqa. Sementara bagi orang beriman, selama ada dalil yang memerintahkan, amal akan dikerjakan; sudah diketahui hikmahnya maupun belum.

Sesungguhnya, Allah tidak membutuhkan apapun dari hamba-Nya. Bahkan sebaliknya, manusialah yang sangat membutuhkan Allah SWT. Maka, hikmah ibadah yang dilakukan manusia juga akan kembali kepada manusia. Bukhari dan Muslim Puasa —khususnya puasa Ramadhan- memiliki sejumlah hikmah dan maslahat bagi manusia. Secara umum, hikmah puasa bisa bisa diklasifikasikan menjadi tiga; hikmah ruhiyah, hikmah medis, dan hikmah sosial.

Hikmah Ruhiyah Puasa merupakan ibadah yang langsung menyentuh dimensi ruhani. Porsinya bahkan lebih besar dari pada ibadah-ibadah lainnya. Jika zakat memiliki dimensi harta yang besar; dalam shalat masih terdapat dimensi gerak; dan haji memiliki dimensi gerak serta harta yang juga besar, puasa lebih concern pada dimensi ruhani.

Puasa mensucikan jiwa manusia Dengan menjalankan ibadah puasa, manusia telah memilih untuk menahan diri dari hal-hal yang sebenarnya halal untuknya.

Sejak terbit fajar sampai dengan terbenamnya matahari manusia menahan diri dari makan, minum, dan bersetubuh. Kalau ia mau ia bisa saja melakukannya. Toh tidak ada yang mengetahuinya. Jika di antra para pelajar barangkali memerlukan materi materi buat kultum yang kada diberi tugas oleh gurunya masing masing, maka in syaa allah materi yang kami sajikan ini bisa dijadikan buat bahan materi kultum, tida hanya pada bulan ramadhan saja, tapi bisa juga disampaik pada momen momen tertentu.

Biasanya di setiap bulan suci ramadhan para pelajar diberi tugas oleh gurunya masing-masing untuk belajar menyapaikan tausiyah singkat. Sebenarnya tidak hanya para pelajar saja yang diberi tugas, akan tetapi pada umumnya di musholla, langgar atau di masjid, para imam suka menyampaika tausiyah singkat menjelang tarwih.

Semua orang yang beriman tentu menginginkannya. Dan derajat yang tinggi itu bisa didapatkan dengan dua syarat; iman dan ilmu.

Ali Imran : 79 Ibnu Katsir dalam tafsirnya menjelaskan bahwa rabbani, menurut Ibnu Abbas, adalah orang yang bijaksana, alim, lagi penyantu. Sementara menurut Al-Hasan, rabbani ialah ahli ibadah dan ahli taqwa. Namun banyak yang lupa bahwa kemenangan itu hanya akan hadir tatkala generasi rabbani terpenuhi dalam jumlah yang banyak.

Dan, inilah yang harus menjadi fokus gerakan Islam jika mereka memang bercita- cita meraih izzul Islam wal muslimin. Inilah yang juga harus menjadi prioritas kita khususnya di bulan Ramadhan ini, menjadi generasi rabbani dan menjadi bagian dari kemenangan Islam. Mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, dan tidak lesu dan tidak pula menyerah kepada musuh.

Allah menyukai orang-orang yang sabar. Memang demikianlah ilmu. Bagaimanakah seseorang bisa beramal dengan benar tanpa didasari ilmu? Bagaimana pula seseorang akan mampu melahirkan perkataan yang tepat tanpa ilmu?



0コメント

  • 1000 / 1000